Semarak Warga Blok Kupat Bandung Sambut Hari Raya IdulFitri

“Bukan tiap tahun, sehari-hari juga menjadi mata pencaharian, tapi tidak semua warga, hanya orang-orang tertentu yang dinamakan bandarnya. Tapi kalau hari raya, semua pasti berjualan ketupat,” jelasnya.
Ia tak menampik, jika pendapatan warganya meningkat apabila musim lebaran dan IdulAdha tiba. Dalam sehari, mereka bisa memproduksi ribuan ketupat yang barangnya dijual ke pasar.
“Banyak yang ngambil ke sini, dari Buah Batu, Ciwastra, Soreang, se-Bandung Raya pokoknya,” ungkapnya.
Sementara itu, Iim Rohimah (53) mengatakan, keahliannya menganyam ketupat diturunkan dari orangtua dan neneknya.
Iim pun menurunkan tradisi membuat ketupat kepada anak-anaknya.
“Dari kecil, dari umur 7 tahun waktu keluarga masih ada. Ini sudah tradisi turun temurun, dari umur 7 tahun sudah bisa bikin ketupat, lontong juga ada tiap hari,” ucap Iim.
Iim mengaku, menjelang lebaran permintaan ketupat di blok kupa bisa meningkat tiga kali lipat. Dalam sehari mereka bisa membuat 1.000 – 4.000 buah ketupat.
“Satu kupat yang sudah matang dijualnya harga Rp4 ribu, yang mentah itu 10 buah Rp10 ribu. Kalau lebaran gini upahnya lumayan jutaan rupiah,” ujarnya. (mcr27/jpnn)
Blok Kupat di Jalan Caringin, Kota Bandung, menjadi sentra produksi ketupat. Menjelang Lebaran, permintaan ketupat meningkat tiga kali lipat.
Redaktur : Ridwan Abdul Malik
Reporter : Nur Fidhiah Sabrina
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News