Haru Suandharu Sebut Kreativitas Tak Perlu Sekolah, Akademisi Kesenian Bilang Begini

jabar.jpnn.com, BANDUNG - Dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (FSRD ITB) Ira Adriati menyayangkan statemen salah satu calon Wali Kota (Cawalkot) Bandung Haru Suandharu dalam debat publik terakhir Pilwalkot Bandung, Selasa (19/11/2024) malam. 

Dalam debat itu, Haru menyebut tidak perlu sekolah untuk bisa melahirkan insan yang kreatif dan membuat Kota Bandung sebagai Kota Kreatif Dunia. 

Menurut Ira, sekolah seni justru sangat diperlukan jika ingin membuat Kota Bandung sebagai Kota Kreatif Dunia, meskipun ada bakat kreatif yang dimiliki seseorang, namun bakat tersebut harus diasah sehingga bisa berkembang dengan optimal. 

"Harus ada pendidikan (sekolah seni) kalau autodidak dia secara alamiah saja. Tapi untuk sampai di level yang lebih tinggi pasti dia belajar, pasti dia meningkatkan kreativitasnya dan itu akan dipercepat kalah seseorang masuk ke sekolah seni," kata Ira dalam keterangannya, Rabu (20/11). 

"Jadi kalau autodidak bisa? Ya bisa, tapi waktunya lebih lama. Tapi kalau orang yang masuk ke sekolah tinggi seni dia akan dipercepat dengan pendidikan itu," lanjutnya. 

Ira mencontohkan, produk keramik yang ada di Kiaracondong, yang menurutnya sudah turun temurun diproduksi dan ada pasarnya, namun sayangnya sampai sekarang masih stagnan dan belum bisa naik ke pasar internasional. 

"Untuk naik ke tingkat internasional, itu kan nantinya perlu akademisi masuk. Terus bentuknya kalau ingin selera luar negeri harus kreatif ya bagaimana dia melihat antara Eropa, Amerika atau Australia kan beda melihat visualnya beda, ketertarikannya berbeda. Jadi memang perlu orang yang memang dilatih untuk melihat visi ke depan dan itu ada di perguruan tinggi yang melatihnya," jelasnya. 

Dia mengungkapkan, tidak bisa dipungkiri saat ini kuliah juru seni memang masih dianggap sebelah mata oleh sebagian orang.