Pemerintah Kaji Trem Otonom Sebagai Opsi Transportasi Massal di Kota Bogor
jabar.jpnn.com, KOTA BOGOR - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor tengah mengkaji autonomous rail rapid transit (ART) atau yang dikenal dengan trem otonom, sebagai opsi pengganti sistem transportasi massal dalam kota, yang juga diwacanakan di Kota Bogor.
Pj Wali Kota Bogor, Hery Antasari mengatakan Presiden RI Joko Widodo telah memberikan arahan mengenai transportasi massal kepada kota-kota yang kerap mengalami kemacetan.
Dalam arahannya, kata Hery, Presiden Jokowi meminta agar pemerintah daerah memilih transportasi massal dengan paling efisien dan sesuai kemampuan daerah. Salah satunya ialah teknologi ART senilai Rp75 miliar per unit dengan tiga gerbong.
“Kami kaji, karena masih harus dikaji mana yang paling pas dengan karakter infrastruktur Kota Bogor dan kemacetan,” ujarnya.
Menurut Hery, jika dibandingkan dengan transportasi perkeretaan massal yang sudah ada, ART yang saat ini sudah hadir di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur ini jauh lebih murah, termasuk pemeliharaannya.
“Jadi kalau dibandingkan dengan LRT, MRT, Kereta Cepat, per kilometernya jauh lebih murah termasuk pemeliharaannya,” kata Hery.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor Marse Hendra Saputra menjelaskan, kereta tanpa rel ini masih menjadi opsi pengganti trem dan sedang dibahas juga bersama Direktorat Jenderal Kereta Api (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
“Masih menjadi opsi. Kedalamannya masih harus dibahas dan saran masukan dari DJKA, untuk saat ini pihak DJKA masih menyelesaikan dan evaluasi pelaksanaan yang di IKN,” jelasnya.
Pemkot Bogor tengah mengkaji trem otonom sebagai opsi pengganti sistem transportasi massal dalam kota, yang juga diwacanakan di Kota Bogor
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News