Pasca Iduladha, Harga Daging Ayam dan Cabai Merah di Bandung Masih Tinggi
Menurutnya, di pasar tradisional rata-rata pedagang menjual daging ayam per kilogram. Sementara di toko ritel bisa diecer.
“Biasanya kurang dari 1 kg, seperti 0,8 kg atau 0,8 kg beratnya,” ucapnya.
Faktor lainnya, toko ritel mendapatkan ayam yang sudah dipotong dari distributor langsung dan tinggi dijual. Sedangkan, di pasar tradisional alurnya lebih panjang.
“Pertama, mereka dapat dari peternak, kemudian dari distributor. Di pasar ada bandar lagi, dari bandar baru ke pengecer,” jelasnya.
“Dari distributor ke bandar pasti ambil untung lagi. Makanya bisa terjadi perbedaan,” sambungnya.
Lain halnya dengan cabai. Kata Meiwan, cabai yang dijual di toko ritel lebih mahal karena kualitasnya sudah dipilih yang bersih dan dikemas dengan baik.
Maka dari itu, untuk mengembalikan kestabilan harga daging ayam dan cabai, sampai saat ini pihaknya masih terus memantau harga dan ketersediaannya.
“Ketersediaannya dulu yang kami pastikan aman sambil kami memantau pergerakan harganya. Kami juga terus berkoordinasi dengan pihak distributor ayam dan cabai, serta daerah penghasil. Kenaikan daging ayam dan cabai bukan hanya di Kota Bandung, tapi rata hampir di semua daerah,” ungkapnya. (mcr27/jpnn)
Disdagin Kota Bandung mengungkapkan penyebab harga daging ayam dan cabai masih tinggi pasca Iduladha.
Redaktur : Ridwan Abdul Malik
Reporter : Nur Fidhiah Sabrina
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News