Fenomena Tukar Uang di Inang-inang Pinggir Jalan, BI Jabar: Duitnya gak Higienis
jabar.jpnn.com, BANDUNG - Mengantisipasi tersebarnya uang palsu oleh oknum tak bertanggung jawab, Bank Indonesia (BI) Perwkilan Jawa Barat meminta kepada masyarakat yang akan menukarkan uang di momen ramadan dan lebaran agar berhati-hati. BI Jabar mengimbau agar masyarakat menukarkan uangnya di outlet-outlet resmi.
Menjelang lebaran, biasanya akan banyak bermunculan pedagang uang yang menjual uang pecahan kecil yang kondisinya masih baru. Para pedagang ini menjajakan uangnya di pinggir jalan atau biasa disebut dengan inang-inang dan menawarkan ke setiap pengendara yang lewat.
“Sejak lama di seluruh Indonesia terutama momen ramadan menjamur jasa tukar uang secara swasta. Mereka mengambil fee dari penjualan ini,” kata Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Perwakilan Jabar Jeffri D Putra di Kantor BI Jabar, Jalan Braga, Senin (11/4).
Jeffri menjelaskan, untuk di wilayah Jabar insiden penyebaran uang palsu jumlahnya tidak signifikan.
Pernah ditemukan uang palsu di Kota Cirebon sebesar 93 bilyet dan itu merupakan hasil kemampuan petugas untuk bisa mengenali uang asli dan palsu, sehingga bisa diantisipasi. Sementara data nasional, jumlahnya hanya 7 lembar dan 1 juta bilyet.
“Maka dari itu kami mengimbau masyarakat agar menukarkan uangnya di outlet resmi yang sudah bekerja sama dengan Bank Indonesia,” jelas Jeffri.
Jeffri menjelaskan sejumlah keuntungan apabila masyarakat menukarkan uangnya di outlet resmi seperti layanan Bank Indonesia, Bank Umum, dan BPR.
“Masyarakat yang menukarkan uang di layanan resmi itu tidak ada biaya tambahan alias gratis, bisa terhindar dari uang palsu, dan lebih efisien,” terangnya.
BI Jabar mengimbau kepada masyarakat agar menukarkan uangnya di outlet resmi. Selain menghindari adanya uang palsu, duit outlet resmi diklaim lebih higieinis.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News