Habib Syarief Respons Positif Wacana Pemerintah Meliburkan Siswa Sekolah Selama Ramadan

"Kegiatannya harus matang serta terkoordinasi dengan Kemendikdasmen. Bisa juga para peserta didik tetap belajar tetapi daring dengan penyesuaian waktu," lanjut Habib Syarief.

Ia pun melanjutkan, semua pertanyaan yang muncul harus bisa dijawab oleh pemerintah.

Sehingga sekolah dan orang tua siswa tidak bingung dan bertanya-tanya lagi. Hal yang paling menjadi perhatian, jika kegiatan selama ramadan diserahkan penuh kepada orang tua.

"Saya kira orang tua akan kesulitan mengaturnya. Apalagi jika kedua orang tua sama-sama bekerja. Bahkan, walaupun salah satu orang tua tidak bekerja, mereka tetap akan kesulitan," ujarnya.

Jika anak-anak mengisi liburan ramadan hanya di rumah, maka mereka akan cepat bosan. Orang tua pun akan kesulitan mengatur kebosanan anak selama ramadan, dan dikahwatirkan anak akan semakin sering bermain gadget.

Politisi yang berlatar belakang ulama itu menegaskan, kecanduan gadget sudah menjadi masalah serius di kalangan anak-anak. Sebab, gadget ini menjadi candu bagi anak-anak.

"Banyak anak-anak yang tidak bisa lepas dari adiksi terhadap penggunaan gawai ini. Ramadan seharusnya bisa digunakan untuk menjauhkan anak-anak dari pengaruh gadget," tandas Habib Syarief.

Seperti diketahui, pemerintah pusat berencana meliburkan para peserta didik selama bulan ramadan. Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar mengatakan, kebijakan tersebut sudah berlaku di lingkungan pondok pesantren dan madrasah.