BPBD Jabar: Pondok Pesantren Perlu Santri Siaga Bencana
jabar.jpnn.com, SUKABUMI - Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat, Anne Hermadianne Adnan menilai sudah saatnya dibentuk santri siaga bencana menyusul peristiwa santri di Sukabumi yang meninggal dunia dan terluka akibat tertimpa tanggul kolam yang roboh di daerah itu.
"Untuk membentuk santri siaga bencana ini kami akan berkoordinasi dan berkolaborasi dengan setiap pondok pesantren dan BPBD tingkat kota/ kabupaten se-Jabar," katanya seusai menjenguk santri Pondok Pesantren (Ponpes) Darussyifa Al-Fithroh Yaspida Kabupaten Sukabumi yang menjadi korban tertimpa tanggul kolam yang roboh di RS Setukpa Lemdikpol Polri, Jumat (15/11).
Menurut Anne, ke depannya setiap ponpes perlu memiliki emergency response team (ERT) atau tim tanggap darurat yang anggotanya merupakan santri dari masing-masing ponpes.
Selain itu, untuk membentuk santri siaga bencana serta tim tanggap darurat di ponpes, BPBD tingkat kota/kabupaten di Jabar akan memberikan pelatihan terkait berbagai informasi tentang kebencanaan seperti antisipasi dan penanganan bencana.
Kemudian setiap santri tidak hanya diberikan teori, tetapi harus mempraktikkan melalui simulasi.
Sehingga, ketika ada tanda-tanda bencana mereka sudah tahu dan memperingati santri lainnya agar berhati-hati untuk meminimalkan dampaknya.
Pembentukan santri siaga bencana ini akan diawali dengan imbauan, selanjutnya apabila ada permintaan dari ponpes mengenai pembentukan santri siaga bencana dapat berkoordinasi dengan BPBD yang ada di daerahnya masing-masing.
Pembentukan santri siaga bencana ini perlu dilakukan mengingat Jabar merupakan provinsi dengan angka bencana hidrometeorlogi tertinggi di Indonesia.
BPBD Jawa Barat ingin membentuk Santri Siaga Bencana di setiap pondok pesantren yang ada di wilayah Jabar.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News