7 Catatan Rapor Merah Pemerintah Versi PMII Kota Bogor
jabar.jpnn.com, KOTA BOGOR - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kota Bogor menggelar aksi unjuk rasa ihwal evaluasi kinerja kepemimpinan Wali dan Wakil Wali Kota Bogor, Bima Arya-Dedie A Rachim selama memimpin Kota Hujan.
Hampir seratusan lebih anggota PMII mengepung Balai Kota Bogor pada Jumat (29/12) sore, sambil berorasi mengkritisi rapor merah kepemimpinan Bima Arya-Dedie A Rachim.
Ketua Cabang PMII Kota Bogor Try Rahman Yusuf mengaku sangat kecewa dengan kinerja kepemimpinan keduanya selama hampir lima tahun ke belakang.
Dalam aksi tersebut, setidaknya ada tujuh poin dan tujuh tuntutan yang menjadi sorotan warga pergerakan kepada kinerja Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor.
Mulai dari persoalan pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, pengangguran, kemacetan, kemiskinan hingga permasalahan kriminalitas yang terjadi di Kota Bogor.
Berikut ini tujuh pernyataan sikap PMII Cabang Kota Bogor terhadap kinerja Wali dan Wakil Wali Kota Bogor, Bima Arya-Dedie A Rachim selama memimpin Kota Hujan.
- PC PMII Kota Bogor kecewa terhadap Walikota Bogor karena tingginya angka putus sekolah, yang disebabkan kurangnya fasilitas atau gedung-gedung sekolah, dan carut marut sistem zonasi PPDB
- PC PMII Kota Bogor kecewa terhadap Walikota Bogor yang kurang memperhatikan persoalan kesehatan, karena belum terpenuhi layanan kesehatan masyarakat secara optimal, seperti sumber daya manusia paramedis yang terkesan tidak ramah terhadap pasien
- PC PMII Kota Bogor kecewa terhadap Walikota Bogor karena tidak becus pada 2 Periode masa jabatannya dalam mensejahterakan masyarakatnya justru malah sebaliknya. Di mana tercatat oleh Kepala Badan Pusat (BPS) Kota Bogor, adanya angka tingkat pengangguran
terbuka Kota Bogor menduduki tingkat pertama tertinggi di Jawa Barat, dengan persentase mencapai 10,78% - PC PMII Kota Bogor sangat kecewa terhadap Walikota Bogor yang tidak mampu mengatasi permasalahan kemacetan di Kota Bogor
- PC PMII menilai Walikota Bogor gagal menghentaskan kasus kemiskinan di Kota Bogor. Di mana tercatat oleh Badan Pusat Statistik bahwa Kota Bogor tercatat di lima besar Kota termiskin Se-Jawa Barat
- PC PMII Kota Bogor amat marah dan kecewa terhadap Walikota Bogor karena gagal mewujudkan Visi Kota Bogor, meningkatnya angka pelecehan dan kekerasan seksual adalah bukti kecacatan kinerja Walikota
- PC PMII Kota Bogor kecewa terhadap kinerja Direksi BUMD Kota Bogor
Selain menyatakan tujuh sikap kekecewaannya kepada Pemkot Bogor, PMII Kota Bogor juga menyampaikan tujuh sikapnya kepada pemerintah.
- PC PMII Kota Bogor menuntut Walikota Bogor untuk segera membuat PERDA mengenai Perlindungan Anak dan Kekerasan Seksual
- PC PMII Kota Bogor mendesak Walikota Bogor untuk segera membuat panitia seleksi khusus direksi BUMD Kota Bogor
- PC PMII Kota Bogor menuntut Walikota Bogor untuk segera menuntaskan revitalisasi pasar, RSUD, Masjid Agung, dan gedung parkir pusat kota sesuai janji-janji politik Walikota
- PC PMII Kota Bogor menuntut Walikota Bogor untuk menuntaskan kasus pengangguran dan kemiskinan di Kota Bogor
- PC PMII Kota Bogor menuntut Walikota untuk memperbaiki drainase jalan di Kota Bogor
- PC PMII Kota Bogor menuntut Walikota dan Kapolres Kota Bogor untuk memberantas pengedaran narkoba dan kriminalitas di Kota Bogor
- PC PMII Kota Bogor menuntut Walikota Bogor untuk memberantas mega korupsi di kalangan pemerintah Kota Bogor
"Demikian kami sampaikan 7 tuntutan PC PMII Kota Bogor. Dengan tuntutan tersebut, kami menegaskan kepada Walikota Bogor untuk dapat mengambil sikap dan mengeluarkan solusi terbaik bagi masyarakat," kata Try dalam keterangan resminya.
Tujuh catatan rapor merah Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor versi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kota Bogor.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News