Depok Jadi Kota Intoleran Kedua Setelah Cilegon
jabar.jpnn.com, DEPOK - Setara Institute kembali merilis laporan Indeks Kota Toleran (IKT) 2022, dan Kota Depok menjadi kota terendah kedua dalam hal toleransi setelah Kota Cilegon.
Diketahui, Kota Cilegon menduduki peringkat ke-94 atau paling bawah, dan Kota Depok menduduki peringkat ke-93 dalam hal toleransi.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Depok Mohammad Idris mengatakan bahwa siapapun berhak melakukan sebuah survei.
Namun, dirinya menepis dan menyebut bahwa Kota Depok dalam suasana yang damai.
“Tetapi yang saya rasakan, di Kota Depok dalam suasana damai. Kita bisa meminta statement atau realita dari teman-teman Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), apakah memang ada diskriminasi atau tidak,” ucapnya, seusai melaksanakan kegiatan tarawih keliling (Tarling), di Masjid Jami At-Taqwa, Kecamatan Pancoran Mas, Senin (10/4) malam.
Dirinya menyatakan bahwa sejauh ini di Kota Depok tidak pernah ada pertempuran antarsuku dan semua dalam kondisi baik-baik saja.
"Di sini ada tidak suku Jawa bertempur dengan suku Betawi? Anggaplah sebagai pendatang dan suku sini asli, kan tidak pernah, kita selalu welcome. Dan suku-suku lain juga begitu,” ujarnya.
Idris menyebut bahwa suku terbesar di Kota Depok ini ada Jawa, Sunda, Minang, Batak dan suku-suku tersebut tidak pernah ditemukan adanya konflik etnis.
Mohammad Idris bantah hasil survei Setara Institue yang menyatakan bahwa Depok menjadi kota yang toleransinya terendah kedua setelah Cilegon. Begini katanya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News